Friday 12 July 2013

Kisah Pria yang Bosan dengan Hidup


Assalam wr wb . .

*Praise be to Allah*

arief bangfai mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa dibulan suci yang penuh berkah ini, semoga kita senantiasa dalam ridho, hidayah dan 'inayahnya Aamiiin. . .


Ditengah hiruk pikuknya kehidupan, silih bergantinya roda kehidupan, tak luput dari ujian dan cobaan, masalah-masalah, terkadang membuat kita lelah, bosan dengan kehidupan yang fana ini, seperti halnya kisah seorang pria yang sudah bosan dengan kehidupan dibawah ini:


"Pelajarilah apa yang memotivasinya tetap semangat hidup?"

"Apa yang menginspirasi dirinya?"

"Apa yang membuat ia mengubah sikap?"

"Renungkan dan ambil hikmahnya!!"

Kisah Seorang Pria Yang Sudah Bosan Hidup



Seorang pria setengah baya
mendatangi seorang guru ngaji, “Ustad, saya sudah bosan hidup.
Sudah jenuh betul. Rumah tangga
saya berantakan. Usaha saya
kacau. Apapun yang saya
lakukan selalu berantakan. Saya
ingin mati.”

Sang Ustad pun tersenyum, “Oh,
kamu sakit.”

“Tidak Ustad, saya tidak sakit.
Saya sehat. Hanya jenuh dengan
kehidupan. Itu sebabnya saya
ingin mati”.

Seolah-olah tidak mendengar
pembelaannya, sang Ustad
meneruskan, “Kamu sakit. Dan
penyakitmu itu sebutannya,
‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan.” Banyak sekali di antara kita
yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita
melakukan hal-hal yang
bertentangan dengan norma
kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai
kehidupan mengalir terus, tetapi
kita menginginkan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita
tidak ikut mengalir. Itu sebabnya
kita jatuh sakit. Kita
mengundang penyakit. Resistensi
kita, penolakan kita untuk ikut
mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Yang namanya usaha, pasti ada
pasang-surutnya. Dalam hal berumah-
tangga, bentrokan-bentrokan
kecil itu memang wajar, lumrah.
Persahabatan pun tidak selalu
langgeng, tidak abadi. Apasih
yang langgeng, yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari
sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu
keadaan. Kemudian kita gagal,
kecewa dan menderita. “Penyakitmu itu bisa
disembuhkan, asal kamu ingin
sembuh dan bersedia mengikuti
petunjukku.” demikian ujar sang
Ustad.

“Tidak Ustad, tidak. Saya sudah
betul-betul jenuh. Tidak, saya
tidak ingin hidup.” pria itu
menolak tawaran sang Ustad. “Jadi kamu tidak ingin sembuh.
Kamu betul-betul ingin mati?”

“Ya, memang saya sudah bosan
hidup.”

“Baik, besok sore kamu akan
mati. Ambillah botol obat ini.
Setengah botol diminum malam
ini, setengah botol lagi besok
sore jam enam, dan jam delapan
malam kau akan mati dengan tenang.”

Giliran dia menjadi bingung. Setiap
Ustad yang ia datangi selama ini
selalu berupaya untuk
memberikannya semangat untuk
hidup. Tapi ustadz yang satu ini
aneh. malah Ia bahkan menawarkan obat agar cepat mati.

Tetapi,
karena ia memang sudah betul-
betul jenuh, ia menerimanya
dengan senang hati. Pulang kerumah, ia langsung
menghabiskan setengah botol
racun yang disebut “obat” oleh
Ustad aneh itu. Dan, ia
merasakan ketenangan
sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu
rileks, begitu santai!

Tinggal 1
malam, 1 hari, dan ia akan mati.
Ia akan terbebaskan dari segala
macam masalah.

Malam itu, ia memutuskan untuk
makan malam bersama keluarga
di restoran masakan Jepang. Sesuatu yang sudah tidak
pernah ia lakukan selama
beberapa tahun terakhir. Pikir-
pikir malam terakhir, ia ingin
meninggalkan kenangan manis.
Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget!
Sebelum tidur, ia mencium bibir
istrinya dan membisiki di
telinganya, “Sayang, aku
mencintaimu.” Karena malam itu
adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Esoknya bangun tidur, ia
membuka jendela kamar dan
melihat ke luar. Tiupan angin pagi
menyegarkan tubuhnya. Dan ia
tergoda untuk melakukan jalan
pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan
istrinya masih tertidur.
Tanpa
membangunkannya, ia masuk
ke dapur dan membuat 2 cangkir
kopi. Satu untuk dirinya, satu
lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi
terakhir, ia ingin meninggalkan
kenangan manis! Sang istripun
merasa aneh sekali,

“Mas, apa
yang terjadi hari ini? Selama ini,
mungkin aku salah. Maafkan aku, mas.”

Di kantor, ia menyapa setiap
orang, bersalaman dengan setiap
orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini,
Bos kita kok aneh ya?” Dan sikap mereka pun langsung
berubah. Merekapun menjadi
lembut.

Karena siang itu adalah
siang terakhir, ia ingin
meninggalkan kenangan manis!
Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi
ramah dan lebih toleran, bahkan
apresiatif terhadap pendapat-
pendapat yang berbeda.

Tiba-
tiba hidup menjadi indah. Ia mulai
menikmatinya.

Pulang kerumah jam 5 sore, ia
menemukan istri tercinta
menungguinya di beranda depan.
Kali ini justru sang istri yang
memberikan ciuman kepadanya,


“Mas, sekali lagi aku minta maaf,
kalau selama ini aku selalu
merepotkan kamu.”

Anak-anak pun tidak ingin
ketinggalan, “Ayah, maafkan
kami semua. Selama ini, ayah
selalu stres karena perilaku kami
semua.”

Tiba-tiba, sungai kehidupannya
mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup
menjadi sangat indah. Ia
membatalkan niatnya untuk
bunuh diri. Tetapi bagaimana
dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore
sebelumnya?

”Ya Allah, apakah maut akan
datang kepadaku. Tundalah
kematian itu ya Allah. Aku takut
sekali jika aku harus
meninggalkan dunia ini “. Ia pun buru-buru mendatangi
sang Ustad yang telah memberi
racun kepadanya. Sesampainya dirumah ustad
tersebut, pria itu langsung
mengatakan bahwa ia akan
membatalkan kematiannya.
Karena ia takut sekali jika ia
harus kembali kehilangan semua hal yang telah membuat dia
menjadi hidup kembali.

Apa yg terjadi?, melihat
wajah pria itu, rupanya sang
Ustad langsung mengetahui apa
yang telah terjadi, sang ustadz
pun berkata:

“Buang saja botol itu. Isinya air
biasa kok.. Kau sudah sembuh,
Apabila kau hidup dalam
kepasrahan, apabila kau hidup
dengan kesadaran bahwa maut
dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan meni'mati setiap
detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu,
kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah
bersama sungai kehidupan. Kau
tidak akan jenuh, tidak akan
bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah
rahasia kehidupan. Itulah kunci
kebahagiaan. Itulah jalan menuju
ketenangan. percayalah .. Allah
bersama kita.”

Lalu Pria itu mengucapkan terima
kasih dan menyalami Sang Ustad,
lalu pulang ke rumah, untuk
mengulangi pengalaman malam
sebelumnya.

"Ah, indahnya dunia
ini ……

Semoga Dapat Menggugah Semangat Baru dalam Diri kita.

*Selamat Menunaikan Ibadah Puasa*

*Bersihkan Hati ~ Jernihkan Fikiran ~ Gigihkan Semangat Hidup*

Wassalam wr wb . .

No comments:

Post a Comment